GUS YUSUF

KH Yusuf Chudlori Tegalrejo Magelang

Habib Syekh

Habib Syekh Solo bersama Gus Yusuf

Peduli Merapi

Penyerahan Bantuan peduli merapi

FASTA VAGANZA

Fasta vaganza dalam rangka Khaflah API Tegelrejo bersama band Five Minutes

Jumat, 14 Januari 2011

GP Anshor Magelang Siapkan 150 Shalter Box



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Magelang, menyiapkan 150 Rumah Hunian Sementara (Huntara) jenis Shalter Box, huntara tersebut disiapkan untuk pengungsi, yang rumahnya hancur diterjang lahar dingin merapi.

Ketua Anshor Magelang, Khabibulloh, 150 Shalter box tersebut, sedianya akan dibangun SMP N 2 Salam, namun karena pengungsinya telah pindak ke Tempat Pengungsian Akhir (TPA) Tanjung maka Shalter box akan di pasang di wilayah Dusun Ngemplak, Desa Ngrajek, Mungkid, Magelang.

“Kaitannya lahar dingin ini kita menyiapkan 150 shalter box, yang akan kita tempatkan di SMP Negri 2 salam, namun pengungsinya katanya udah pindah ke tanjung, sehingga kita harus mapping lagi, dan yang paling berpotensi adalah di ngemplak,” kata Habib di Magelang, Kamis (13/01)

Menurut Habib, pihaknya tidak akan memberi batasan waktu bagi penghuni shalter box. “Sampai mereka punya rumah, tidak ada batas waktu, dan shalter box itu bisa bertahan 2 tahun dilapangan,” tegas Habib.

Selain menidirikan Huntara bagi pengungsi lahar dingin merapi, posko GP Ansor Magelang juga mengaku terus mensuplai kebutuhan logistic untuk 11 dusun y7ang terkena dampak lahar dingin.

“logistik kita tetap distribusi, terutama di 11 dusun prioritas kita, antara lain Sirahan, salakan, jetis, glagah, trayem bendo, gemampang, candi, ngipik, ngemplak, seloboro, srumbung,” pungkasnya.(F1)


Pemprov Jateng Siapkan Sungai Putih Baru



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Antisipasi bahaya lahar dingin susulan yang masih akan terus terjadi selama musim penghujan, Pemerintah Provinsi jawa tengah, saat ini tengah menyiapkan pembuatan sungai baru yang diluruskan dari sungai sebelumnya.

Gubernur jawa Tengah, Bibit waluyo yang ditemui disela tinjauannya ke lokasi lahar dingin di desa Salam Kabupaten magelang mengatakan, sungai putih yang saat ini meluap, dikarenakan bangunan jaman belanda yang membelokakan alur sungai, sehingga tidak kuat menahan material merapi.

“Ini sungai putih inikan alternatif jaman belanda, yang dibelokan ke kiri dari poros awal, ternyata belokan kiri ini tidak dapat menampung pasir dan batu yang datang dari pucuk (Puncak) gunungmerapi itu tadi,” kata Bibit di Magelang, Rabu (12/01)

Menurut Bibit, kedepan pihaknya akan membangun alur sungai baru, namun untuk alur lama juga akan tetap dipertahankan. “jadi kedepan nanti, yang mbelok kekiri ini tetap kita pelihara, namun yang diluruskan juga akan kita buat,” ungkap Bibit.

Sementara ketika disinggung mengenai dana yang disipakan pemerintah provinsi untuk pekerjaan tersebut, bibit enggan menjelaskan secara gamblang. “Pokoknya ada, yang penting kalau untuk urusan bencana, berapapun akan kita siapkan, mboh kepie carane (entah bagaimana caranya),” tegas bibit.(F1)


253 Rumah Terendam lahar Dingin Merapi



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Pemerintah Kabupaten Magelang mencatat, akibat banjir lahar dingin merapi yang sudah terjadi beberapa kali, 253 rumah warga di wilayah ini telah mengalami kerusakan dari mulai tingkat sedang, berat, bahkan hulang sama sekali.

”Untuk rumah rusak yang terdata di kabupaten magelang, sampai saat ini ada 253 rumah, baik yang hilang, ruak berat, serta rusak sedang,” demikian diungkapkan Heri Prawoto, Kepala Sub Bidang Penanggulangan Bencana Kabupaten Magelang, Heri prawoto di magelang, Rabu (12/01)

Heri merincikan, 253 rumah warga korban lahar dingin tersebut tersebar di 8 Desa dari 4 Kecamatan yakni Salam, Muntilan, Ngluwar, serta Mungkid. Ke 253 Rumah tersebut berada di Desa Jumoyo 74 rumah, Desa Sirahan 69 Rumah. “Dua Desa ini di Kecamatan Salam,” jelas Heri.

Sementara yang berada di kecamatan Muntilan adalah, 33 Rumah di desa Adikarto, 12 Rumah di desa Tamanagung, serta 2 Rumah di desa Gondosuli. Sedangkan yang berada di Kecamatan Ngluwar adalah 7 Rumah di Desa Blongkeng.

“Kemudian 57 rumah lainnya adalah rumah warga yang terkena banjir lahar dingin juga, yakni di dusun Ngemplak, Desa Ngrajek, Kecamatan Mungkid,” tambah Heri.

Selanjutnya Heri menjelaskan, bahwa pihaknya telah mengusulkan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui pemerintah provinsi untuk segera dibikinkan Rumah hunian sementara (Huntara).

“Untuk sementara, dalam rangka tanggap darurat itu kita sikapi bahwa nanti akan kita koordinasikan dengan pemerintah propinsi maupun pusat, melalui BNPB, yang mana untuk sementara akan kita usulkan melalui huntara, hunian sementara, dan itupun sementara masih akan kita musyawarahkan dengan masyarakat setempat bagai mana yang terbaik untuk mensikapi itu,” kata Heri.

Sembari menunggu terealisasinya hunian sementara bagi warga korban bencana lahar dingin, Heri menyatakan bahwa saat ini warga juga telah berada di lokasi pengungsian yang aman.

“Tapi secara kedaruratan, para warga yang terkena dampak bahwa rumahnya rusak berat hilang dan sebagainya, sudah kita ungsikan ketempat yang lebih aman, dan nanti akan kita tindak lanjuti dengan kegiatan kedaruratan dipengungsian,” pungkasnya.(F1)


Pemkab Berikan Jadup Pengungsi Lahar Dingin Merapi



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Tanggap darurat bencana lahar dingin merapi, pemerintah kabupaten magelang mengaku memberikan jatah hidup bagi pengungsi lahar dingin, sama dengan jatah hidup bagi pengungsi erupsi merapi.

Jatah hidup yang dimaksud, menurut ketua satuan penanggulangan bencana kabupaten magelang utoyo adalah, pengungsi diberi jatah hidup beras 4 ons, dan uang lauk pauk sebesar Rp 4.500 per hari per pengungsi.

“Siap, kita logistik untuk jadup kita seperti pengungsi kemarin, kita siapkan 4 ons beras dan uang lauk pauk 4.500 untuk kebutuhan mereka, juga ada bantuan – bantuan lain yang masih terus mengalir,” jelas Utoyo di Magelang, Selasa (11/01)

Meningat masih belum bisa dipredikisinya bahaya lahar dingin merapi, menurut utoyo, jatah hidup itu juga akan terus diberikan dalam waktu yang tidak dapat diperkirakan. “Sampai nanti sekiranya ini mereda, kalau belum mereda juga kita akan terus berikan,” tambah utoyo.


Camat Muntilan: Relokasi Urusan Lurah dan BPD Gondosuli



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Pemerintah Kecamatan Muntian, Magelang, menyerahkan usulan reokasi warga korban banjir lahar dingin didusun ngipik, Desa Gondosuli, kepada pemerintah desa dan Badan Permusyawarahan Desa (BPD) setempat.

Sebelumnya, warga dusun ngipik yang rumahnya diterjang banjir lahr dingin, mengingkan tempat tinggalnya direlokasi ke lapangan desa setempat.

Menurut Camat Muntilan, Wihardo, pihaknya justru menyarankan agar warga tranmsigrasi saja, namun ternyata warga justru mengingkan hanya relokasi ditempat yang dekat dengan kampung halaman semula.

Padahal menurutnya, apabila inging pindah dilokasi terdekat, yang ada hanyalah lapangan desa gondosuli. “Sebetulya itu masyarakat ada yang menyampaikan kalau misanya relokasi ke lapangan bangaimana? Ya itu lapangan kan milik desa, ya terserah pak iurah dan BPD bagaimana? Kalau memang itu bisa ya monggo, tapi kan itu tanah desa, kalau menjadi hak milik kan ya gak bisa tho?” kata Wihardo di Muntilan, Sabtu (8/1)

Sebelumnya, masyarakat korban bencana lahar dingin di Desa Gondosuli, Kecamatan Muntilan, Magelang, Jawa Tengah, menginginkan untuk direlokasi tempat tinggalnya, usulan tersebut terkait tidak adanya lahan untuk memindahkan rumah yang saat ini telah terbawa banjir.

Menurut Ketua RW 6 Gondosuli, Ahmad Surdi, selayaknya pemerintah desa setempat merelakan sedikit tanah desa untuk warganya yang terlanda musibah itu.

“Mereka yang rumahnya tidak layak huni karena bahaya, dan ternyata tidak punya lahan untuk memindahkan, ini kalau pemerintah desa punya kebijaksanaan, toh tanah desa itu banyak, mana yang layak, dan tidak produktif bisa digunakan untuk meindahkan rumah itu,” kata Surdi di Muntilan, Jum’at (7/01)

Kendati ingin di direlokasi tempat tinggalnya, namun masyarakat mengharapakan tempat yang disediakan tidak jauh dari kampung halaman semula di muntilan. “Tapi tidak jauh dari dusun ngipik, sehingga komunikasi dengan masyarakat kan tetep lancar, misalkan disediakan tanah tapi jauh sekali ya mereka tidak mau, pindah tempat yang dekat saja,” ungkapnya.

Sementara itu, ketika pemerintah desa hendak dikonfirmasi, kantor desa gondosuli justru sedang kosong tak berpenghuni.(F1)


Meski Kalah, Atribut Timnas Tetep Laris Manis



Oleh: Ahmad Muslim

Fast pojok Kota- Meski skuad Tim Nasional (Timnas) Indonesia tidak bisa meraih juara pada laga final piala AFF di Stadion gelora bung karno beberapa waktu lalu, namun teryata hal itu tidak menyurutkan minta masyarakat indonesia dalam membeli pernak – pernik Timnas.

Yanto, pedagang kaos di pasar tradisional Muntilan, Kabupaten Magelang, mengatakan, meski Indonesia telah dikalahkan Malaysia, namun dirinya tetap masih bisa menjual atribut timnas seperti biasanya. “Ya hampir sama seperti sebelum bertanding, setiap hari rata – rata 100 potong yang terjual,” kata Yanto di Muntilan, Kamis (13/01)

Kaos yang hingga kini masih banyak diburu pembeli, terutama untuk ukuran anak – anak. “Yang laku kebanyakan yang ukurang anak kecil, karena kalah menang kalau anak kecil kan sama saja,” ungkapnya.

Yanto menjual atribut tim merah putih yang dibelinya dari kota surakarta itu berfariasi, antara Rp 30.000 hingga Rp 50.000 per potongnya. “Tergantung ukuran dan jenis bahannya,” tambah yanto.

Ketika ditanya akan sampai kapan Ia bersama penjual lainnya tetap bertahan, Yanto mengaku hingga omsetnya nanti menurun. “ ya pokoknya sampai yang beli bosen,” pungkasnya.(F1)


Korban Lahar Dingin Ingin Relokasi



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Masyarakat korban bencana lahar dingin di Desa Gondosuli, Kecamatan Muntilan, Magelang, Jawa Tengah, menginginkan untuk direlokasi tempat tinggalnya, usulan tersebut terkait tidak adanya lahan untuk memindahkan rumah yang saat ini telah terbawa banjir.

Menurut Ketua RW 6 Gondosuli, Ahmad Surdi, selayaknya pemerintah desa setempat merelakan sedikit tanah desa untuk warganya yang terlanda musibah itu.

“Mereka yang rumahnya tidak layak huni karena bahaya, dan ternyata tidak punya lahan untuk memindahkan, ini kalau pemerintah desa punya kebijaksanaan, toh tanah desa itu banyak, mana yang layak, dan tidak produktif bisa digunakan untuk meindahkan rumah itu,” kata Surdi di Muntilan, Jum’at (7/01)

Kendati ingin di direlokasi tempat tinggalnya, namun masyarakat mengharapakan tempat yang disediakan tidak jauh dari kampung halaman semula di muntilan. “Tapi tidak jauh dari dusun ngipik, sehingga komunikasi dengan masyarakat kan tetep lancar, misalkan disediakan tanah tapi jauh sekali ya mereka tidak mau, pindah tempat yang dekat saja,” ungkapnya.

Ketika disinggung mengenai bantuan yang saat ini masih dibutuhkan oleh masyarakat muntilan, ia menjawab bahwa sembako masih menjadi bantuan yang sanagt diharapakan. “Sementara kita masih terus membutuhkan sembako,” tambah Surdi.

Selain bantuan sembako dan relokasi rumah, warga juga mendesak pemerintah agar lekas memperbaiki akses jembatan penghubung kecamatn yang hingga kini juga turu terseret arus banjir lahar dingin.(F1)


Tujuh Mobil Baru Untuk DPRD Magelang



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Ditengah masyarakat yang tengah berduka karena bencana letusan merapi dan banjir lahar dingin, DPRD Kabupaten Magelang, justru membeli tujuh kendaraan baru untuk oprasional pimpinan dan fraksi yang ada.

Menurut Kepala Bagian Humas dan Protokoler Kabupaten Magelang, Djanu Trepsilo, Tujuh kendaraan tersebut masing – masing Tiga diantaranya untuk wakil ketua DPRD, kemudian Empat sisanya adalah untuk oprasional Empat Fraksi yang ada di DPRD Magelang.

“Untuk pengadaan tujuh kendaraan oprasional DPRD, ini sudah kita serahkan ke DPRD yaitu 3 buah isuzu panter untuk wakil ketua, dan 4 unit isuzu juga untuk oprasional komisi, jadi jumlah keseluruhannya ada tujuh unit kendaraan untuk dewan,” kata Djanu di Magelang, Jum’at (7/01)

Anggran pembelian tujuh unit kendaran itu pun tidak sedikit, yaitu mencapai Satu setengah milyart lebih. “Untuk anggaran 1.616.000.000 lebih, itui diambilkan dari APBD Kabupaten Magelang tahun anggran 2010,”ungkap Djanu.

Selanjutnya kendaraan bekas dari anggota dewan tersebut akan dipergunakan oleh kepala bagian dan kepala dinas di wilayah ini. “Untuk kedaraan eks DPRD kita tarik ke Sekretariat Pemda, ini nanti untuk pengganti kendaraan dinas yang sudah tidak layak,” tambah Djanu.


Pemerintah Agar Cepat Atasi Bencana



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diminta kesigapannya dalam menangani masalah banjir lahar dingin di Kecamatan Salam, himbauan itu disampaiakn oleh ketua komisi 8 DPR-RI Abdul Kadir Karding saat berkunjung ke lokasi bencana lahar dingin.

“Pemerintah sudah saatnya percepatan, percepatan langkah, nggak bisa lagi model mengelola pemerintahan lambat – lambat itu, bencana ini harus diselesaikan cepat, apapun caranya,” tegas Karding disela kunjungan di Magelang, Kamis (06/01)

Karding juga mendesak pemerintah, agar mengambil alih pengelolaan material vulkanik merapi yang saat ini tengah mengubur kampung gempol, kecamatan salam. “Jadi material – material ini kan uang, nah uang ini menurut saya pemerintah segera mengelola itu, dikelola, untuk pembangunan kembali, recoveri disitu,” tambah karding.


Sebelumnya, Banjir lahar dingin kembali menerjang wilayah Kabupaten Magelang. Akibatnya, sebanyak 125 rumah warga di Dusun Gempol, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, terendam material vulkanik merapi setinggi 2 – 2,5 Meter.(F1)

Pemerintah Agar Cepat Atasi Bencana

Ahmad Muslim

VHRmedia, Magelang- Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diminta kesigapannya dalam menangani masalah banjir lahar dingin di Kecamatan Salam, himbauan itu disampaiakn oleh ketua komisi 8 DPR-RI Abdul Kadir Karding saat berkunjung ke lokasi bencana lahar dingin.

“Pemerintah sudah saatnya percepatan, percepatan langkah, nggak bisa lagi model mengelola pemerintahan lambat – lambat itu, bencana ini harus diselesaikan cepat, apapun caranya,” tegas Karding disela kunjungan di Magelang, Kamis (06/01)

Karding juga mendesak pemerintah, agar mengambil alih pengelolaan material vulkanik merapi yang saat ini tengah mengubur kampung gempol, kecamatan salam. “Jadi material – material ini kan uang, nah uang ini menurut saya pemerintah segera mengelola itu, dikelola, untuk pembangunan kembali, recoveri disitu,” tambah karding.

Sebelumnya, Banjir lahar dingin kembali menerjang wilayah Kabupaten Magelang. Akibatnya, sebanyak 125 rumah warga di Dusun Gempol, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, terendam material vulkanik merapi setinggi 2 – 2,5 Meter.

Pemerintah Agar Cepat Atasi Bencana

Ahmad Muslim

VHRmedia, Magelang- Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diminta kesigapannya dalam menangani masalah banjir lahar dingin di Kecamatan Salam, himbauan itu disampaiakn oleh ketua komisi 8 DPR-RI Abdul Kadir Karding saat berkunjung ke lokasi bencana lahar dingin.

“Pemerintah sudah saatnya percepatan, percepatan langkah, nggak bisa lagi model mengelola pemerintahan lambat – lambat itu, bencana ini harus diselesaikan cepat, apapun caranya,” tegas Karding disela kunjungan di Magelang, Kamis (06/01)

Karding juga mendesak pemerintah, agar mengambil alih pengelolaan material vulkanik merapi yang saat ini tengah mengubur kampung gempol, kecamatan salam. “Jadi material – material ini kan uang, nah uang ini menurut saya pemerintah segera mengelola itu, dikelola, untuk pembangunan kembali, recoveri disitu,” tambah karding.

Sebelumnya, Banjir lahar dingin kembali menerjang wilayah Kabupaten Magelang. Akibatnya, sebanyak 125 rumah warga di Dusun Gempol, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, terendam material vulkanik merapi setinggi 2 – 2,5 Meter.

Pemerintah Agar Cepat Atasi Bencana

Ahmad Muslim

VHRmedia, Magelang- Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diminta kesigapannya dalam menangani masalah banjir lahar dingin di Kecamatan Salam, himbauan itu disampaiakn oleh ketua komisi 8 DPR-RI Abdul Kadir Karding saat berkunjung ke lokasi bencana lahar dingin.

“Pemerintah sudah saatnya percepatan, percepatan langkah, nggak bisa lagi model mengelola pemerintahan lambat – lambat itu, bencana ini harus diselesaikan cepat, apapun caranya,” tegas Karding disela kunjungan di Magelang, Kamis (06/01)

Karding juga mendesak pemerintah, agar mengambil alih pengelolaan material vulkanik merapi yang saat ini tengah mengubur kampung gempol, kecamatan salam. “Jadi material – material ini kan uang, nah uang ini menurut saya pemerintah segera mengelola itu, dikelola, untuk pembangunan kembali, recoveri disitu,” tambah karding.

Sebelumnya, Banjir lahar dingin kembali menerjang wilayah Kabupaten Magelang. Akibatnya, sebanyak 125 rumah warga di Dusun Gempol, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, terendam material vulkanik merapi setinggi 2 – 2,5 Meter.

Pemerintah Agar Cepat Atasi Bencana

Ahmad Muslim

VHRmedia, Magelang- Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diminta kesigapannya dalam menangani masalah banjir lahar dingin di Kecamatan Salam, himbauan itu disampaiakn oleh ketua komisi 8 DPR-RI Abdul Kadir Karding saat berkunjung ke lokasi bencana lahar dingin.

“Pemerintah sudah saatnya percepatan, percepatan langkah, nggak bisa lagi model mengelola pemerintahan lambat – lambat itu, bencana ini harus diselesaikan cepat, apapun caranya,” tegas Karding disela kunjungan di Magelang, Kamis (06/01)

Karding juga mendesak pemerintah, agar mengambil alih pengelolaan material vulkanik merapi yang saat ini tengah mengubur kampung gempol, kecamatan salam. “Jadi material – material ini kan uang, nah uang ini menurut saya pemerintah segera mengelola itu, dikelola, untuk pembangunan kembali, recoveri disitu,” tambah karding.

Sebelumnya, Banjir lahar dingin kembali menerjang wilayah Kabupaten Magelang. Akibatnya, sebanyak 125 rumah warga di Dusun Gempol, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, terendam material vulkanik merapi setinggi 2 – 2,5 Meter.

Pemerintah Agar Cepat Atasi Bencana

Ahmad Muslim

VHRmedia, Magelang- Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diminta kesigapannya dalam menangani masalah banjir lahar dingin di Kecamatan Salam, himbauan itu disampaiakn oleh ketua komisi 8 DPR-RI Abdul Kadir Karding saat berkunjung ke lokasi bencana lahar dingin.

“Pemerintah sudah saatnya percepatan, percepatan langkah, nggak bisa lagi model mengelola pemerintahan lambat – lambat itu, bencana ini harus diselesaikan cepat, apapun caranya,” tegas Karding disela kunjungan di Magelang, Kamis (06/01)

Karding juga mendesak pemerintah, agar mengambil alih pengelolaan material vulkanik merapi yang saat ini tengah mengubur kampung gempol, kecamatan salam. “Jadi material – material ini kan uang, nah uang ini menurut saya pemerintah segera mengelola itu, dikelola, untuk pembangunan kembali, recoveri disitu,” tambah karding.

Sebelumnya, Banjir lahar dingin kembali menerjang wilayah Kabupaten Magelang. Akibatnya, sebanyak 125 rumah warga di Dusun Gempol, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, terendam material vulkanik merapi setinggi 2 – 2,5 Meter.

Pemerintah Agar Cepat Atasi Bencana

Ahmad Muslim

VHRmedia, Magelang- Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diminta kesigapannya dalam menangani masalah banjir lahar dingin di Kecamatan Salam, himbauan itu disampaiakn oleh ketua komisi 8 DPR-RI Abdul Kadir Karding saat berkunjung ke lokasi bencana lahar dingin.

“Pemerintah sudah saatnya percepatan, percepatan langkah, nggak bisa lagi model mengelola pemerintahan lambat – lambat itu, bencana ini harus diselesaikan cepat, apapun caranya,” tegas Karding disela kunjungan di Magelang, Kamis (06/01)

Karding juga mendesak pemerintah, agar mengambil alih pengelolaan material vulkanik merapi yang saat ini tengah mengubur kampung gempol, kecamatan salam. “Jadi material – material ini kan uang, nah uang ini menurut saya pemerintah segera mengelola itu, dikelola, untuk pembangunan kembali, recoveri disitu,” tambah karding.

Sebelumnya, Banjir lahar dingin kembali menerjang wilayah Kabupaten Magelang. Akibatnya, sebanyak 125 rumah warga di Dusun Gempol, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, terendam material vulkanik merapi setinggi 2 – 2,5 Meter.

Pemerintah Agar Cepat Atasi Bencana

Ahmad Muslim

VHRmedia, Magelang- Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diminta kesigapannya dalam menangani masalah banjir lahar dingin di Kecamatan Salam, himbauan itu disampaiakn oleh ketua komisi 8 DPR-RI Abdul Kadir Karding saat berkunjung ke lokasi bencana lahar dingin.

“Pemerintah sudah saatnya percepatan, percepatan langkah, nggak bisa lagi model mengelola pemerintahan lambat – lambat itu, bencana ini harus diselesaikan cepat, apapun caranya,” tegas Karding disela kunjungan di Magelang, Kamis (06/01)

Karding juga mendesak pemerintah, agar mengambil alih pengelolaan material vulkanik merapi yang saat ini tengah mengubur kampung gempol, kecamatan salam. “Jadi material – material ini kan uang, nah uang ini menurut saya pemerintah segera mengelola itu, dikelola, untuk pembangunan kembali, recoveri disitu,” tambah karding.

Sebelumnya, Banjir lahar dingin kembali menerjang wilayah Kabupaten Magelang. Akibatnya, sebanyak 125 rumah warga di Dusun Gempol, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, terendam material vulkanik merapi setinggi 2 – 2,5 Meter.

Pemerintah Agar Cepat Atasi Bencana

Ahmad Muslim

VHRmedia, Magelang- Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diminta kesigapannya dalam menangani masalah banjir lahar dingin di Kecamatan Salam, himbauan itu disampaiakn oleh ketua komisi 8 DPR-RI Abdul Kadir Karding saat berkunjung ke lokasi bencana lahar dingin.

“Pemerintah sudah saatnya percepatan, percepatan langkah, nggak bisa lagi model mengelola pemerintahan lambat – lambat itu, bencana ini harus diselesaikan cepat, apapun caranya,” tegas Karding disela kunjungan di Magelang, Kamis (06/01)

Karding juga mendesak pemerintah, agar mengambil alih pengelolaan material vulkanik merapi yang saat ini tengah mengubur kampung gempol, kecamatan salam. “Jadi material – material ini kan uang, nah uang ini menurut saya pemerintah segera mengelola itu, dikelola, untuk pembangunan kembali, recoveri disitu,” tambah karding.

Sebelumnya, Banjir lahar dingin kembali menerjang wilayah Kabupaten Magelang. Akibatnya, sebanyak 125 rumah warga di Dusun Gempol, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, terendam material vulkanik merapi setinggi 2 – 2,5 Meter.

Selengkapnya...


Doa bersama Untuk Keselamatan Warga Merapi



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Ribuan mayarakat lereng Merapi, Kamis (6/01)dini hari, berkumpul dilapangan Desa Ngargosoko, Srumbung, Magelang. Mereka melakukan doa bersama, memohon perlindungan Tuhan yang maha kuasa, agar dihindarkan dari segala mara bahaya, terutama lahar dingin.

Acara dimulai tepat pukul 00.00 wib, meski acara dilaksanakan di lapangan terbuka dan tanpa tenda, namun ternyata hal itu tidak mengurangi kekhusukan ribuan jamaah.

Konsep kesederhanaan tampak sekali dalam doa bersama kali ini, selain lokasinya yang mengambil di lapangan terbuka dan tampa tenda peneduh, ribuan jamaah ini juga melaksanakan doa bersama tanpa disuguhi minuman dan makanan.

“Kita semua memang sedang prihatin, maka disini semua serba seadanya, bahkan tanpa makanan dan minuman,” demikian diungkapkan, Kyai Abu Hasan, imam doa bersama, usai mujahadah, Kamis (6/01) dini hari .

Menurut Kyai Abu Hasan, acara tersebut khusus digelar dalam rangka permohonan keselamatan dari warga lereng merapi atas bahaya lahar dingin, yang hingga kini masih terus mengancam. “

“Tujuan mujahadah terutama untuk keselamatan kita bersama, terutama diwilayah gunung merapi, yang saat ini ternyata masih aktif mengeluarkan lahar dingin, maka dari itu, dengan adanya mujahadah, semoga untuk masyarakat lereng merapi dijauhkan, atau dihindarkan dari bahya lahar dingin,” kata Kyai Abu Hasan

Kyai Abu hasan menyabutkan, saat ini seolah – olah masyarakat dinanti kelalaiannya oleh merapi. “Karena kalu kita baca, seakan – akan kita itu dicari kelalaiannya, sehingga kadang – kadang dengan secara mendadak bahwa akan datang banjir lahr itu, maka dengan ini kita sedia payung seblum hujan, takorup kepada Alloh,” ungkapnya.

Dengan diadakannya doa bersama ini, ia berharap masyarakat agar jangan terlena, dan selalu ingat kepada yang kuasa. “Semoga setelah doa bersama ini, masyarakat lebih dekat dan selalu ingat kepada Alloh,” pungkasnya.(F1)

Doa bersama Untuk Keselamatan Warga Merapi

Ahmad Muslim

VHRmedia, Magelang- Ribuan mayarakat lereng Merapi, Kamis (6/01)dini hari, berkumpul dilapangan Desa Ngargosoko, Srumbung, Magelang. Mereka melakukan doa bersama, memohon perlindungan Tuhan yang maha kuasa, agar dihindarkan dari segala mara bahaya, terutama lahar dingin.

Acara dimulai tepat pukul 00.00 wib, meski acara dilaksanakan di lapangan terbuka dan tanpa tenda, namun ternyata hal itu tidak mengurangi kekhusukan ribuan jamaah.

Konsep kesederhanaan tampak sekali dalam doa bersama kali ini, selain lokasinya yang mengambil di lapangan terbuka dan tampa tenda peneduh, ribuan jamaah ini juga melaksanakan doa bersama tanpa disuguhi minuman dan makanan.

“Kita semua memang sedang prihatin, maka disini semua serba seadanya, bahkan tanpa makanan dan minuman,” demikian diungkapkan, Kyai Abu Hasan, imam doa bersama, usai mujahadah, Kamis (6/01) dini hari .

Menurut Kyai Abu Hasan, acara tersebut khusus digelar dalam rangka permohonan keselamatan dari warga lereng merapi atas bahaya lahar dingin, yang hingga kini masih terus mengancam. “

“Tujuan mujahadah terutama untuk keselamatan kita bersama, terutama diwilayah gunung merapi, yang saat ini ternyata masih aktif mengeluarkan lahar dingin, maka dari itu, dengan adanya mujahadah, semoga untuk masyarakat lereng merapi dijauhkan, atau dihindarkan dari bahya lahar dingin,” kata Kyai Abu Hasan.

Kyai Abu hasan menyabutkan, saat ini seolah – olah masyarakat dinanti kelalaiannya oleh merapi. “Karena kalu kita baca, seakan – akan kita itu dicari kelalaiannya, sehingga kadang – kadang dengan secara mendadak bahwa akan datang banjir lahr itu, maka dengan ini kita sedia payung seblum hujan, takorup kepada Alloh,” ungkapnya.

Dengan diadakannya doa bersama ini, ia berharap masyarakat agar jangan terlena, dan selalu ingat kepada yang kuasa. “Semoga setelah doa bersama ini, masyarakat lebih dekat dan selalu ingat kepada Alloh,” pungkasnya.

Doa bersama Untuk Keselamatan Warga Merapi

Ahmad Muslim

VHRmedia, Magelang- Ribuan mayarakat lereng Merapi, Kamis (6/01)dini hari, berkumpul dilapangan Desa Ngargosoko, Srumbung, Magelang. Mereka melakukan doa bersama, memohon perlindungan Tuhan yang maha kuasa, agar dihindarkan dari segala mara bahaya, terutama lahar dingin.

Acara dimulai tepat pukul 00.00 wib, meski acara dilaksanakan di lapangan terbuka dan tanpa tenda, namun ternyata hal itu tidak mengurangi kekhusukan ribuan jamaah.

Konsep kesederhanaan tampak sekali dalam doa bersama kali ini, selain lokasinya yang mengambil di lapangan terbuka dan tampa tenda peneduh, ribuan jamaah ini juga melaksanakan doa bersama tanpa disuguhi minuman dan makanan.

“Kita semua memang sedang prihatin, maka disini semua serba seadanya, bahkan tanpa makanan dan minuman,” demikian diungkapkan, Kyai Abu Hasan, imam doa bersama, usai mujahadah, Kamis (6/01) dini hari .

Menurut Kyai Abu Hasan, acara tersebut khusus digelar dalam rangka permohonan keselamatan dari warga lereng merapi atas bahaya lahar dingin, yang hingga kini masih terus mengancam. “

“Tujuan mujahadah terutama untuk keselamatan kita bersama, terutama diwilayah gunung merapi, yang saat ini ternyata masih aktif mengeluarkan lahar dingin, maka dari itu, dengan adanya mujahadah, semoga untuk masyarakat lereng merapi dijauhkan, atau dihindarkan dari bahya lahar dingin,” kata Kyai Abu Hasan.

Kyai Abu hasan menyabutkan, saat ini seolah – olah masyarakat dinanti kelalaiannya oleh merapi. “Karena kalu kita baca, seakan – akan kita itu dicari kelalaiannya, sehingga kadang – kadang dengan secara mendadak bahwa akan datang banjir lahr itu, maka dengan ini kita sedia payung seblum hujan, takorup kepada Alloh,” ungkapnya.

Dengan diadakannya doa bersama ini, ia berharap masyarakat agar jangan terlena, dan selalu ingat kepada yang kuasa. “Semoga setelah doa bersama ini, masyarakat lebih dekat dan selalu ingat kepada Alloh,” pungkasnya.

Selengkapnya...


Selasa, 11 Januari 2011

Terminal Bus Tidar Sepi Akibat Lahar Dingin



Oleh : Ika Fitriana

Fast Pojok Kota - Sejak terjadi musibah lahar dingin di Kaliputih Kecamatan Salam Kabupaten Magelang, jumlah bus yang beroperasi di Teminal Tidar Kota Magelang turun drastis, mencapai 20% dari hari biasanya.

"Biasanya ada 100-an bus yang beroperasi, bahkan bus patas jurusan Surabaya, Semarang, Yogyakarta, seperti Eka, Ramayana dan Nusantara terpaksa tidak beroperasi sejak Ahad (9/1) lalu," terang Agoest Aryanto, Kepala Terminal Tidar Kota Magelang, (11/1).

Seperti diketahui, musibah lahar dingin mengakibatkan terputusnya jalan utama Yogyakarta-Semarang, sehingga arus lalu lintas dari arah Jogjakarta ke Magelang - Semarang maupun sebaliknya terpaksa dialihkan melalui Wates dan kulonprogo.

Kondisi tersebut otomastis menyebabkan jumlah penumpang serta transkasi penjualan tiket di terminal itu cenderung turun. "Banyak penumpang yang hendak ke Yogyakarta, akhirnya lebih memilih memakai mobil sewaan maupun kendaraan pribadi," lanjut Agoest.

Hingga saat ini pihaknya belum bisa memastikan sampai kapan kondisi tersebut akan berakhir. Sementara untuk mengatisipasi sejumlah dampak lain seperti kenaikan tarif bus, pengalihan arus dan lain sebagainya, baru akan dikoordinasikan dengan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah dan DIY, Rabu (12/1) esok, di Yogyakarta. (F2)


Senin, 10 Januari 2011

Tebing Irigasi Longsor Timpa Rumah



Oleh : Ika Fitriana

Fast Pojok Kota - Tebing irigasi sepanjang 20 meter dengan ketinggian kurang lebih 1,5 meter di Kampung Panggungsari Kelurahan Cacaban Kecamatan Magelang Tengah Kota Magelang longsor, Ahad (9/10). Peristiwa itu mengakibatkan tembok dua rumah warga setempat roboh. Keduanya milik Susintyo dan Agus.

Agus menceritakan, tebing irigasi Kalibening itu memang cukup tinggi dan curam, tepat berada di belakang rumah mereka. Akibat curah hujan yang tinggi beberapa waktu terakhir, diperkirakan tanah irigasi terkikis, kemudian retak dan akhirnya runtuh.

"Sekitar pukul 19.00 WIB terdengar suara gemurung dari belakang rumah, lalu saya keluar untuk lapor Pak RT, tidak lama saya kembali ke rumah tebing sudah runtuh dan menimpa rumah," terang Agus, Senin (10/1)

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah itu. Namun, ditaksir mengakibatkan kerugian puluhan juta rupiah. Karena longsor juga menghancurkan hampir sebagian besar perabot rumah tangga mereka.

Hingga berita ini dilaporkan, masyarakat setempat masih bergotong-royong membantu membersihkan puing-puing rumah yang rusak. Sementara pemilik rumah, beserta anggota keluarga lainnya terpaksa mengungsi di rumah tetangga mereka. (F2)

Selengkapnya...


Pemkot Akan Tindak PKL Nakal



Oleh : Ika Fitriana

Fast Pojok Kota
- Pemerintah Kota Magelang akan menindak tegas Pedagang Kaki Lima (PKL) yang ada di Kota Magelang. Pasalnya, keberadaan mereka saat ini sudah melebihi batas toleransi yang diberikan Pemkot Magelang.

Kepala Satpol PP Muji Rochman SH kepada FAST FM mengatakan, dari temuan di lapangan, tak sedikit para PKL yang sudah melanggar aturan. Antara lain, ukuran tempat berjualan yang melebihi batas yang sudah ditentukan yaitu 2 x 3 meter. Bahkan ada yang sangat jelas menggelar tenda sampai 4 x 12 meter.

"Tidak hanya di area pusat kota tetapi juga di seputar Taman Badaan dan SMP N 13 Magelang, ini sudah sangat jelas menggangu pemandangan,” ujarnya Muji, Senin (10/1).

Mereka, lanjut dia, jelas telah melanggar Peraturan Walikota (Perwal) No 45 dan 46 tahun 2009 tentang penertiban PKL. Sesuai perwal tersebut pedagang juga diharuskan memenuhi jam berjualan, seperti di Taman badaan, pedagang harus menggelar dagangan hanya mulai sore hingga malam hari.

"Kami beri batas waktu sampai 20 Januari untuk membenahi lapak mereka, apabila setelah batas waktu masih ada yang melanggar, kami tidak akan memberi toleransi lagi," tegasnya.

Sementara itu, Tatiana, salah satu PKL di kawasan Taman Badaan, mengaku sependapat dengan ketegasan Pemkot dalam mengatur keberadaan PKL, utamanya mengenai luas tempat lapak yang selama ini dianggap tidak adil.

“Kalau begini khan enak, tidak ada lagi yang saling menguasai dan menggelar dagangan seenaknya sendiri,” tuturnya. (F2)


VIDEO

ENTER-TAB1-CONTENT-HERE

RECENT POSTS

ENTER-TAB2-CONTENT-HERE

POPULAR POSTS

ENTER-TAB3-CONTENT-HERE
 

Fast Pojok Kota Copyright © 2010 Edited DK Media is Designed by Pak Nano Payaman