GUS YUSUF

KH Yusuf Chudlori Tegalrejo Magelang

Habib Syekh

Habib Syekh Solo bersama Gus Yusuf

Peduli Merapi

Penyerahan Bantuan peduli merapi

FASTA VAGANZA

Fasta vaganza dalam rangka Khaflah API Tegelrejo bersama band Five Minutes

Rabu, 02 Februari 2011

Pemerintah Siapkan Program Pemberdayaan Bagi Daerah Dampak Merapi



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Memasuki masa rehabilitasi dan rekontruksi pasca bencana merapi, Kementrian tenaga kerja dan transmigrasi mengaku telah menyiapkan berbagai program – program pemberdayaan yang dikhususkan bagi daerah – daerah terdampak bencana merapi.

Hal tersebut disampaikan oleh Mentri Tenaga Kerta dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar, menurut Muhaimin, beberapa program yang disiapkan antara lain padat karya, serta tehnologi tepat guna.

“Jadi kita sudah putuskan banyak sekali program – program yang akan dikhusukan daerah – daerah terdampak, ada padat karya, teknologi tepat guna, dari berbagai kementrian,” kata Muhaimin usai mengikuti tahlilan 7 hari wafatnya KH Abdurahman Chudlori di Tegalrejo, Magelang, Senin (31/01)

Muhaimin menambahkan. bahwa program – program tersebut dikususkan sebagai solusi sementara pasca bencana merapi.“2011 ini akan menurunkan berbagai program pemberdayaan, sebagai solusi sementara menuju persiapan rehabilitasi dan revitalisasi lahan – lahan,” ungkap Muhaimin.

Selain langkah pemberdayaan, Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, juga mengaku akan memberikan fasilitas transmigrasi khusus kepada warga korban bencana Merapi yang rumahnya rusak dan roboh akibat erupsi maupun banjir lahar dingin.

“Juga kalau dikementrian saya, juga kita siapkan transmigrasi khusus, Jadi silahkan datang kepada dinas tenaga kerja dan transmigrasi daerah, berhubungan pasti akan di kelola untuk ditempatkan didaerah – daerah yang kita sudah siapkan,”tambahnya

Meski enggan merincikan kehususan program transmigrasi tersebut, namun menurut Muhaimin, pihaknya tidak akan memberikan batasan atau kwota bagi warga merapi yang akan transmigrasi.

“Sebetulnya tergantung masyarakat, yang termotivasi berapa, semua, berapa yang mereka yang mau, kita siapkan,” pungkas Muhaimin.(F1)


Senin, 31 Januari 2011

BPBD: Lokasi Huntara Agar Dimusyawarahkan Dahulu



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, meminta kepada pemerintah kabupaten magelang, agar dalam penentuan lokasi rumah hunian semetara, terlebih dahulu dimusyawarahkan dengan masyarakat calon penghuninya.

Jarot Nugroho, ketua BPBD Jawa Tengah mengatakan, pihaknya tidak mau kejadian penolakan rumah hunian sementara (Huntara) pada waktu erupsi 2010 lalu yang sudah disipakan 111 unit, namun ternyata hanya ditempati 8 unit, terulang pada huntara lahar dingin ini.

“Tetapi lokasinya, sekali lagi lokasinya, harus yang menentukan bersama, antara pemerintah kebupaten dengan warga, jangan sampai terjadi yang sudah ditentukan 111 itu ditolak oleh warga, ini jangan sampai terulang kembali,” pinta Jarot saat meninjau calon lokasi huntara di Magelang, Senin (31/01)

Menurut Jarot, saat ini pemerintah kabupaten magelang sudah mengajukan dua lokasi yang akan dijadikan rumah hunian sementara, namun saat ini pula, pihaknya juga tengah mengakaji, apakah lokasi tersebut benar – benar aman dari ancaman bahaya lahar dingin merapi.

“Kalau pengajuan lokasi ada dua lokasi yang akan ditentukan, tapi ini sedang dilihat kembali, apakah itu betul – betul aman untuk yang ancaman sekunder yang lahar dingin,” ungkap Jarot.

Pihak BPBD Jawa Tengah mengaku telah menyiapkan anggran sejumlah Rp 11,4 milayr, untuk pembangunan rumah hunian sementara bagi korban lahar dingin di Kabupaten Magelang.”Kita sudah menyiapkan Rp 11,4 Milayar, namun sekali lagi kita menunggu kepastian kemamaan lokasi dan kesiapan penghuninya,” pungkas Jarot.(F1)


Polisi: Crop Circle Tegalrejo, Tak Ada Tanda Buatan Manusia



Oleh: Fitriana Ika

Fast Pojok Kota- Setelah sempat menggemparkan Sleman dan Bantul, crop circle atau suatu bentuk lingkaran dan bentuk bentuk lain seperti geometri di lahan pertanian yang luas, kembali muncul di Desa Banyusari, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang,

Berdasarkan hasil penyelidikan sementara yang dilakukan Polres Magelang, tidak ada tanda-tanda buatan manusia pada fenomena tersebut.”Seperti jejak manusia maupun lubang bekas patokan juga tidak kita temukan,” demikain diungkapkan Kapolres Magelang, AKBP Kif Aminanto di Magelang, Senin (31/01).

Lebih lanjut, Kapolres mengatan, bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait, seperti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). “ Selain kerjasama dengan LAPAN, kita juga akan meminta keterangan dari 5 saksi antara lain Muhaimun orang yang pertama kali menemukan, H Yasin pemilik sawah serta 3 orang warga setempat,” tambah Kapolres.

Sebelumnya, Crop Circle pertama kali di temukan oleh Muhaimin, persis berada di belakang pesantren Hidayatul Muhtadiin, Desa Banyusari, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, pada Sabtu (29/1) pukul 07.00 WIB.

Kondisi crop circle itu berupa padi yang rebah searah jarum jam, lebih sederhana dibanding dengan crop circle di Sleman dan bantul. Berbentuk 5 lubang yang sejajar. Paling besar adalah lubang di tengah yang besarnya 3,68 meter, sedang lubang lain yang mengapitnya berdiameter rata-rata 2,50 meter.(F2)


29 Warga Luka dan Meninggal Akibat Banjir Lahar Dingin Merapi



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Jumlah korban luka dan meninggal akibat bahaya lahar dingin merapi, yang sempat dan sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Magelang mencapai 29 orang, dimana Dua diantaranya meninggal dunia.

Kepala Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Magelang, Dr Sasonko menjelaskan, dari 29 warga korban lahar dingin tersebut, kini masih tersisa 23 warga yang masih dirawat. “Total semua ada 29 meninggal 2, rawat jalan ada 4, kemudian yang rawat inap ada 23,” kata Sasongko di Magelang, Senin (31/01)

Menurut Sasongko, Seluruh biaya pengobatan dan perawatan dari korban bencana lahar dingin ini akan ditanggung oleh pemerintah. “InsyaALLOH pasti kita bantu semua, karena ini masih dalam masa tanggap darurat, dan dalam situasi bencana,” ungkap sasongko.

Selain mengakibatkan korban jiwa, banjir lahar dingin di Kabupaten Magelang juga mengakibatkan kerigian harta benda. Untuk jumlah rumah penduduk yang menjadi korban banjir lahar dingin merapi terus bertambah, seiring masih terus terjadinya bajir lahar dingin di sungai – sungai yang berhulu di puncak gunung merapi.

Bupati Magelang, Singgih Sanyoto mengatakan, hingga Sabtu 22 januari 2011 ini, Pemkab Magelang mencatat sebayak 303 rumah yang terkena dampak lahar dingin itu. Ia merincikan, 303 rumah penduduk tersebut tersebar di 4 Kecamatan, yakni Muntilan, Salam, Ngluwar, serta Kecamatan Mungkid.

“Untuk rumah penduduk yang hanyut atau rusak akibat terkena banjir lahar dingin, hingga kini telah mencapai 303 rumah di 4 wilayah kecamatan, meliputi muntilan, salam, mungkid dan ngluwar, dengan perincian 87 rumah hanyut, 144 rusak berat, 62 rusak sedang, dan 10 rusak ringan.” Ungkap Bupati usai rapat koordinasi penanggulangan bencana di Magelang, Sabtu (22/01)

Selain telah merusakan ratusan rumah, banir lahar dingin juga telah meruntuhkan 9 jembatan, serta dua ruas jalan yang putus disekitar alur sungai putih dan sungai pabelan. ”Ada 9 jembatan yang rusak atau runtuh, serta dua ruas jalan yang putus disekiar kedua alur sungai tersebut,” tambah Bupati.

Menurut Bupati hingga kini pihaknya juga belum mendapatkan informasi akan sampai kapan bahaya lahar dingin ini mengancam. “Kita belum tau akan sampai kapan ini begini (Lahar dingin mengancam) namun yang pasti kita tersu berupaya menyelamatkan jiwa, serta mengurangi resiko bencana,” pungkas Bupati.(F1)


Tersangka Pembunuh Menyerahkan Diri ke Polisi



Oleh: Fitriana Ika

Fast Pojok Kota- Tersangka pembunuh Susi Lestari siswi SMP N 13 Magelang, akhirnya berhasil diamankan pihak kepolisian, setelah ia menyerahkan diri pada sabtu sore yang
lalu.

Tersangka yang merupakan mantan pacar korban, berinisial SS, alias Plencing , 25 tahun, warga Desa Sindas, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Ia menyerahkan diri didampingi Kapolsek Magelang Tengah, AKP Anwar.

Ditemui di Mapolres Magelang Senin (31/01), tersangka mengaku tega menghabisi nyawa korban, lantaran sakit hati dengan perkataan korban. ketika itu, kamis sekitar pukul 2 siang, korban dan tersangka berteduh di depan kantor MWC NU desa dlimas tegalrejo Magelang.

“Kemudian kami terlibat adu mulut yang pada intinya susi meminta balikan menjadi pacar saya, kemudian saya menolak, lantaran saya sudah punya istri dan anak,” Kata SS di Mapolres Magelang, Senin (31/01).

Setelah permintaan korban tidak dituruti, Korban kemudian malah mengeluarkan kata-kata kotor atau menghina tersangka, kemudian tersangka emosi, dan seketika itu ia melakukan penganiyaan kepada korban hingga tewas.

Ironisnya, sebelum menyerahkan diri, bahkan tersangka sempat ikut dalam kerumunann masa ketika menyaksikan ditemukaknnya jasad korban di belakang kantor mwc NU pada jum'at pagi. “ Setelah itu saya juga sempat melarikan diri ke Wonosobo,” ungkap SS alias Plencing.

Menurut Kapolres Magelang, AKBP Kif Aminanto, tersangka kemudian dijerat pasal
388 KUHP, tentang penghilangan nyawa orang lain, “Tersangka kami ancam dengan hukuman 15 tahun penjara,” kata Kapolres.(F2)


Lima Ribu Hektar Lahan Pertanian Terancam kekeringan



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Dampak bahaya banjir lahar dingin merapi kian meluas, kali ini, akibat putusnya beberapa jembatan dan tanggul penahan aliran sungai, lima ribu lebih lahan pertanian warga terancam kekeringan dalam waktu yang cukup lama.

“Dampak kedepan, itu pertahanan pangan, itu irigasi yang ditangani DPU sekitar 5000 hektar, tepatnya 5.925 hektar akan terancam kekeringan yang cukup lama, dampaknya itu,” demikian diungkapkan Sutarano, sekretaris Dinas Pekerjaan Umum, Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Magelang, Sabtu (29/01)

Sutarno mengatakan, lima ribu lebih lahan pertanian itu berada di 6 Kecamatan yang meliputi Kecamatan Srumbung, Dukun, Salam, Muntilan, Ngluwar, Serta Mungkid. “Daerah – daerah tersebut berada di bantaran sungai - sungai yang berhulu dipuncak merapi,” kata Sutarno.

Pihakn DPU dan ESDM sendiri hingga kini mengaku belum bisa berbuat apapun untuk menanggulangi ancaman kekeringan di ribuan hektar lahan pertanian itu, pasalnya ancaman lahar dingin besar masih terus mengancam sungai – sungai yang berhulu di puncak merapi.

“Selama muslim hujan masih seperti ini ya kami tidak bisa berbuat apa – apa, kecuali antisipasi dan meningkatkan kewaspadaan,” pungkas Sutarno.(F1)


Minggu, 30 Januari 2011

97 KK Korban Erupsi Merapi Daftar Transmigrasi



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota - Sembilan puluh tujuh Kepala Keluarga korban erupsi Gunung Merapi di Kabupaten Magelang Jawa Tenga, kini telah mendaftarkan diri sebagai calon transmigran.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Magelang, Nur Huda, mengaku telah melaporkan 97 kk tersebut hingga pemerintah pusat. “Saya sudah melaporkan ke pusat, maupun ke provinsi terkait dengan warga yang berminat transmigrasi, khusunya warga yang kena erupsi, yang sampai saat ini sudah sampai 97 kk,” Kata Nur Huda di Magelang, Senin (17/01)

Menurut Nur Huda, 97 KK tersebut, akan transmigrasi ke Kabupaten Kuburaya, Provinsi kalimantan barat. “Semua kita bantu dalam mempersiapkannya, termasuk dokumen - dokument dan sebagainya kita siap bantu,” tegas Nur Huda.

Sementara ketika disinggung menganai korban bahaya lahar dingin, Nur huda menambahkan, hingga kini belum ada yang mendaftar.

“Belum belum, lahar dingin kan baru saja, ya nanti kalu misalnya mereka berminat ya kita tampung, kita terima, dan kita laporkan ke pusat, karena kalu transmigrasi sangat – sangat tergantung dari pusat, penyediaa tanah dan lain sebagainya kan disana.” Tambahnya.(F1)


VIDEO

ENTER-TAB1-CONTENT-HERE

RECENT POSTS

ENTER-TAB2-CONTENT-HERE

POPULAR POSTS

ENTER-TAB3-CONTENT-HERE
 

Fast Pojok Kota Copyright © 2010 Edited DK Media is Designed by Pak Nano Payaman